Senin, 15 Agustus 2016

APA KABAR CITA-CITAKU?

Hasil gambar untuk animasi petani mencangkulMasih tidak bisa mengerti kadang, kenapa akhirnya saya bergelut di dunia pendidikan. Teringat di masa-masa dulu sekolah dasar tahun kedua, sangat ingin menjadi seorang insinyur yang bergerak di bidang pertanian, maklum saja orang tua saya dulunya punya sawah yang lumayan luas. Terbersit lah dibenak saya untuk mengembangkan teknologi pertanian agar bisa memperoleh hasil yang lebih banyak tiap tahunnya, selain itu saya berpikir untuk meringankan pekerjaan orang tua yang sangat berat dalam bertani.


Meskipun kedua orang tua saya itu adalah pegawai negeri sipil, sebagai seorang guru yang gajinya yaaa cukup untuk makan bulanan saja di tambah dengan biaya sekolah kedua anaknya ini, terutama kakak saya yang sekolah di PP. Darussalam- Martapura, tentu saja harus pandai-pandai mengatur keuangan. Nah, makanya orang tua saya juga bertani disela waktunya. Saya sering ikut ke sawah dan menyaksikan sendiri beratnya hidup dibawah terik matahari yang menyengat.
Beranjak di akhir tahun sekolah dasar, saya berimpian menjadi seorang astronot wanita pertama di Indonesia, bagaimana tidak, sehari-hari saya direcoki dengan buku-buku bertema Astronomi, saya sering berkunjung ke Sekolah tempat Ayah dan Ibu saya bekerja, tempat favorit saya, tentu saja perpustakaan, tak jarang saya membawa beberapa bukunya pulang untuk melanjutkan membaca.

Hasil gambar untuk astronot animasi


Memasuki sekolah menengah pertama, saya mulai mengenal mata pelajaran Sejarah, baik itu sejarah umum dunia maupun sejarah kebudayaan islam, dan I was in love with this subject. How come? Yupz… banyak pelajaran berharga yang saya ambil dari ini sehingga saya pun merubah cita-cita saya menjadi seorang ahli sejarah ataupun arkeolog. Waktu berlalu, di kemudian saya menyadari, peluang kerja seperti apa yang bias lakukan jika menjadi arkeolog di daerah seperti ini. Dan beberapa tahun kemudianpun semua ini terlupakan kembali seperti dua cita-cita saya sebelumnya.

Hasil gambar untuk arkeolog

Saya pun meninggalkan kampung halaman untuk melanjutkan pendidikan di luar kota, tepatnya Banjarbaru, menuntut ilmu di salah satu pondok pesantren terbesar di Kalimantan Selatan. Disana saya berkenalan lagi dengan berbagai disiplin ilmu, terutama ilmu agama. Tapi kembali hati saya jatuh cinta lagi dengan salah sau pelajaran, yakni Lughah Al ‘Arabiyah dengan berbagai macam seluk beluknya, baik itu Nahwu, sharaf, insya’, balaghah, mantiq, dll.
Dari sinilah bermula kecintaan saya dengan Bahasa hingga sekarang ini, di perkuliahan dulunya saya sangat berkeinginan untuk mengambil jurusan Bahasa Arab, tapi banyak dari keluarga melarang dengan alas an akan sulit mendapatkan pekerjaan, palingan Cuma jadi guru katanya, dan itupun susah persaingannya. Akhirnya terdamparlah saya di jurusan Bahasa Inggris, walaupun semua itu tidak pernah mengurangi kecintaan saya terhadap bahasa apapun itu, malahan sebaliknya, rasa cinta ini terus bertumbuh seiring dengan berjalannya waktu dan berkenalannya saya dengan Introduction to Linguistic, ranah ilmu Bahasa yang rasanya melengkapi ketertarikan saya dengan bahasa.

Hasil gambar untuk language
Saya pun dengan sangat gencarnya berkenalan dengan berbagai macam bahasa, Arab dan Inggris sudah lumayan menguasai, saya sangat tertarik dengan bahasa yang berakar dari Bahasa Latin, hingga sekarangpun saya masih giat di sela waktu luang untuk belajar Bahasa Spanyol dan Bahasa Belanda, bahkan saya sempat belajar Bahasa Esperanto yang tentu saya sangat jarang ada penuturnya karena merupakan bahasa buatan, kreol ya kalo gak salah, CMIIW.

Sebagai penutup cerita tentang cita-cita saya, sangat simple, saya hanya ingin menguasai minimal 5 bahasa asing. Walaupun dengan segala keterbatasan saya ini, saya masih dan akan terus berusaha untuk mewujudkannya.

Salam hangat dari pagi yang cerah hari ini, tulisan ini saya selesaikan saat menemani anak didik saya saat reading time di kelas XII Science G2.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar