Masih tidak bisa mengerti kadang, kenapa akhirnya saya bergelut di dunia pendidikan. Teringat di masa-masa dulu sekolah dasar tahun kedua, sangat ingin menjadi seorang insinyur yang bergerak di bidang pertanian, maklum saja orang tua saya dulunya punya sawah yang lumayan luas. Terbersit lah dibenak saya untuk mengembangkan teknologi pertanian agar bisa memperoleh hasil yang lebih banyak tiap tahunnya, selain itu saya berpikir untuk meringankan pekerjaan orang tua yang sangat berat dalam bertani.
Meskipun kedua orang tua saya itu adalah pegawai negeri sipil, sebagai seorang guru yang gajinya yaaa cukup untuk makan bulanan saja di tambah dengan biaya sekolah kedua anaknya ini, terutama kakak saya yang sekolah di PP. Darussalam- Martapura, tentu saja harus pandai-pandai mengatur keuangan. Nah, makanya orang tua saya juga bertani disela waktunya. Saya sering ikut ke sawah dan menyaksikan sendiri beratnya hidup dibawah terik matahari yang menyengat.
Beranjak di akhir tahun sekolah dasar, saya berimpian menjadi seorang astronot wanita pertama di Indonesia, bagaimana tidak, sehari-hari saya direcoki dengan buku-buku bertema Astronomi, saya sering berkunjung ke Sekolah tempat Ayah dan Ibu saya bekerja, tempat favorit saya, tentu saja perpustakaan, tak jarang saya membawa beberapa bukunya pulang untuk melanjutkan membaca.
Memasuki sekolah
menengah pertama, saya mulai mengenal mata pelajaran Sejarah, baik itu sejarah
umum dunia maupun sejarah kebudayaan islam, dan I was in love with this
subject. How come? Yupz… banyak pelajaran berharga yang saya ambil dari ini
sehingga saya pun merubah cita-cita saya menjadi seorang ahli sejarah ataupun
arkeolog. Waktu berlalu, di kemudian saya menyadari, peluang kerja seperti apa
yang bias lakukan jika menjadi arkeolog di daerah seperti ini. Dan beberapa
tahun kemudianpun semua ini terlupakan kembali seperti dua cita-cita saya
sebelumnya.
Saya pun
meninggalkan kampung halaman untuk melanjutkan pendidikan di luar kota,
tepatnya Banjarbaru, menuntut ilmu di salah satu pondok pesantren terbesar di
Kalimantan Selatan. Disana saya berkenalan lagi dengan berbagai disiplin ilmu, terutama
ilmu agama. Tapi kembali hati saya jatuh cinta lagi dengan salah sau pelajaran,
yakni Lughah Al ‘Arabiyah dengan berbagai macam seluk beluknya, baik itu Nahwu,
sharaf, insya’, balaghah, mantiq, dll.
Dari sinilah
bermula kecintaan saya dengan Bahasa hingga sekarang ini, di perkuliahan
dulunya saya sangat berkeinginan untuk mengambil jurusan Bahasa Arab, tapi
banyak dari keluarga melarang dengan alas an akan sulit mendapatkan pekerjaan,
palingan Cuma jadi guru katanya, dan itupun susah persaingannya. Akhirnya terdamparlah
saya di jurusan Bahasa Inggris, walaupun semua itu tidak pernah mengurangi
kecintaan saya terhadap bahasa apapun itu, malahan sebaliknya, rasa cinta ini
terus bertumbuh seiring dengan berjalannya waktu dan berkenalannya saya dengan
Introduction to Linguistic, ranah ilmu Bahasa yang rasanya melengkapi
ketertarikan saya dengan bahasa.
Saya pun dengan
sangat gencarnya berkenalan dengan berbagai macam bahasa, Arab dan Inggris
sudah lumayan menguasai, saya sangat tertarik dengan bahasa yang berakar dari
Bahasa Latin, hingga sekarangpun saya masih giat di sela waktu luang untuk
belajar Bahasa Spanyol dan Bahasa Belanda, bahkan saya sempat belajar Bahasa
Esperanto yang tentu saya sangat jarang ada penuturnya karena merupakan bahasa
buatan, kreol ya kalo gak salah, CMIIW.
Sebagai penutup
cerita tentang cita-cita saya, sangat simple, saya hanya ingin menguasai
minimal 5 bahasa asing. Walaupun dengan segala keterbatasan saya ini, saya
masih dan akan terus berusaha untuk mewujudkannya.
Salam hangat
dari pagi yang cerah hari ini, tulisan ini saya selesaikan saat menemani anak
didik saya saat reading time di kelas XII Science G2.